Source: pinterest
Indera penciuman kita sangatlah luar biasa tajam. Bahkan aroma yang samar pun dapat memberikan respon fisik dan emosional, seperti bagaimana aroma kue hangat dari oven merangsang produksi air liur kita atau wangi parfum tertentu membangkitkan kenangan nostalgia.
Essential oils merupakan salah satu sumber wewangian yang terkenal dengan aneka manfaat. Sebagai produk konsentrat, essential oils dalam jumlah sedikit dapat menghasilkan aroma yang kuat. Namun, penggunaan yang salah mampu memberikan risiko buruk bagi kesehatan. Mari kita telaah lebih lanjut.
Apa itu Essential Oils?
Essential oils (EO) adalah cairan konsentrat bahan kimia organik murni yang diperoleh melalui proses ekstraksi dari bahan tanaman yang memiliki aroma. Essential oils mengandung berbagai senyawa kimia termasuk senyawa kimia aromatik dari tanaman. Inilah yang memberikan aroma pada minyak identik dengan aroma tanaman asalnya. Essential oils umumnya diperoleh dengan metode ekstraksi secara distilasi uap atau penyulingan. EO bersifat mudah menguap (volatile) dan aromatik (memiliki wangi).
Bagaimana cara menggunakan essential oils?
EO dapat digunakan dengan aman secara inhalasi (dihirup) dan topikal (melalui kulit). EO tidak disarankan untuk digunakan melalui mulut dan anus, kecuali di bawah pengawasan dokter atau aromaterapis klinis. Penggunaan EO secara inhalasi dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:
- Menggunakan oil diffuser (tidak disarankan menggunakan oil burner karena kandungan senyawa EO dapat rusak jika terkena panas)
- Inhaler
- Clay pendant
- Dihirup langsung
- Diteteskan ke tisu
- Diuapkan (diteteskan ke air panas untuk kemudian dihirup sambil menutup mata)
Risiko pada essential oils
Hal yang sering salah dipahami adalah bahwa essential oil sepenuhnya aman karena EO berasal dari alam (natural). Tentu ini merupakan asumsi yang salah.
Essential oils merupakan senyawa kimia organik murni 100% yang dapat mengiritasi jaringan mukosa dalam tubuh kita jika dicerna (diminum). Sebagai contoh, konsumsi 2-3 mL eucalyptus, clove atau peppermint oil pada anak dapat memberikan efek sedatif, dan jika diberikan lebih dari 5 mL berpotensi menyebabkan koma. Essential oils yang dihirup maupun dioleskan pada kulit juga akan masuk ke dalam aliran darah. Sama halnya seperti obat dan makanan, essential oils pun akan diserap dan dimetabolisme oleh tubuh untuk kemudian dieliminasi.
Beberapa EO juga memiliki sifat phototoxic, yaitu ketika EO diaplikasikan ke kulit lebih dari dosis yang dianjurkan lalu terkena sinar matahari, dapat membuatnya terbakar seperti sunburn. Efek phototoxic dimiliki oleh EO yang mengandung furocoumarin. Jenis furocoumarin yang paling banyak terkandung di EO adalah bergapten dan oxypeucedanin. Beberapa contoh EO yang diketahui bersifat phototoxic antara lain lemon, lime, bergamot, grapefruit, angelica root and seed, bitter orange, cumin dan rue.
Selain phototoxic, EO juga dapat mengiritasi kulit (skin irritant). Efek samping yang paling umum dan sering terjadi yaitu iritasi kulit, membran mukosa dan mata Sehingga perlu diperhatikan batas pemakaian ke kulit (dermal limit) untuk setiap EO seperti halnya dosis pada setiap obat. Ada beberapa jenis EO yang hanya boleh dipakai 1 tetes per 200 tetes carrier oil (atau hanya 0,5%) saja. Beberapa EO yang berpotensi sebagai skin irritant contohnya lemongrass, oregano, thyme, cassia, cinnamon leaf and bark, cumin, clove. Selain itu juga terutama EO yang mengandung senyawa aldehid dan fenol.
Potensi alergi juga dapat timbul sebagai reaksi tubuh kita terhadap penggunaan EO. Hal ini juga dapat muncul tidak terbatas di tempat aplikasi EO saja, contohnya menghirup essential oils dari eucalyptus yang mengandung 1.8-cineole dapat membuat kulit menjadi merah. Untuk menghindari alergi, maka tidak disarankan terlalu sering atau berlebihan menggunakan satu jenis EO. Berikut ini contoh EO yang bersifat contact-sensitizing yaitu ylang-ylang, cassia, cinnamon bark, bergamot, clove, verbena dan elecampena.
Bagaimana cara menggunakan essential oils secara aman?
Essential oils yang digunakan secara topikal harus diencerkan terlebih dahulu agar dapat dipakai secara aman dan tidak memicu reaksi yang merugikan. Contohnya dengan menggunakan oil carrier, epsom salt, butter, atau alkohol. Rasio pengenceran ini juga sangat penting untuk diperhatikan karena tentu dosisnya berbeda-beda tergantung usia, kondisi kesehatan dan luas permukaan penggunaan. Penggunaan untuk bayi di bawah 6 bulan juga harus sangat berhati-hati karena seperti halnya obat, EO perlu dieliminasi oleh tubuh melalui organ hati dan ginjal.
Perlu diingat bahwa essential oils bukanlah suatu obat yang dapat menyembukan beragam penyakit. Essential oils hanya salah satu alat untuk membantu mencapai homeostasis (keseimbangan) tubuh. Intinya adalah perlunya kesadaran dalam melakukan apapun termasuk mengkonsumsi hal baik dan buruk sebagai bentuk tanggung jawab kita atas titipan Tuhan.
Referensi:
Ali, B., Al-Wabel, N.A., Shams, S., Ahamad, A., Khan, S.A., Anwar, F. 2015. Essential oils used in aromatherapy: A systemic review. Asian Pacific Journal of Tropical Biomedicine. 5(8): 601-611. https://doi.org/10.1016/j.apjtb.2015.05.007
American College of Healthcare Sciences. 2017. 3 Common and Dangerous Essential Oil Mistakes. https://info.achs.edu/blog/aromatherapy-essential-oil-dangers-and-safety
Kejlová, K., JÃrová, D., Bendová, H., GajdoÅ¡, P., Kolářová, H. 2010. Phototoxicity of essential oils intended for cosmetic use. Toxicology in Vitro. 24(8): 2084–2089. doi:10.1016/j.tiv.2010.07.025
Pharmaceutical Press. 2006. The Safety Issue in Aromatherapy.
Queensland Health Government. 2019. Using Essential Oils Safely. https://www.health.qld.gov.au/news-events/news/using-essential-oils-safely.
Dibuat Oleh : Apt. Selvira Anandia Intan M, M.S.Farm.