Beberapa waktu terakhir diindonesia sedang booming penggunaan deksametason sebagai obat Covid-19. Hal ini diumumkan oleh beberapa peneliti di Inggris yang mengumumkan adanya kesembuhan pasien Covid-19 yang diberikan terapi standar Covid-19 ditambah dengan pemberian Deksametason dosis rendah hingga sedang (6 mg/hari) selama 10 hari. Hasil yang diperoleh sebanyak 2.100 pasien yang mengalami kesembuhan merupakan pasien Covid-19 dan mendapatkan terapi oksigen atau menggunakan ventilator (tergolong dalam pasien Covid-19 berat atau kritis).
Deksametason merupakan glukokortikoid sintetik yang digunakan untuk efek antiinflamasi dan analgesik. Deksametason merupakan golongan obat keras yang pembelian harus menggunakan resep dokter dan penggunaannya harus dibawah pengawasan dokter. Kortikosteroid memiliki efek penghambatan yang baik pada peradangan dan sering digunakan sebagai pengobatan tambahan untuk pneumonia virus. Efek antiinflamasi utama glukokortikoid adalah untuk menghambat sejumlah besar gen pro-inflamasi yang menyandikan sitokin, kemokin, molekul adhesi sel, enzim inflamasi, dan reseptor untuk mengatasi proses inflamasi dan mengembalikan homeostasis. Saat ini belum terdapat obat yang spesifik untuk Covid-19 walaupun beberapa obat telah dipergunakan untuk penanganan Covid-19 sebagai obat uji. Saat ini ada sekitar 10 obat uji yang sedang masuk pada tahapan fase klinis dalam rangka untuk memperoleh obat Covid-19.
Hasil penelitian Universitas Oxford (2020) terkait penggunaan obat deksametason terdapat penurunan angka kematian hanya pada kasus pasien Covid-19 yang tergolong berat atau kritis yang menggunakan ventilator (alat bantu pernapasan) atau memerlukan bantuan oksigen. Obat deksametason tidak menunjukkan efek klinis untuk kasus Covid-19 dengan kategori ringan dan sedang atau yang tidak dirawat di rumah sakit.
Penggunan deksametason sebaiknya digunakan dengan hati-hati karena jika digunakan tanpa indikasi medis dan tanpa resep dokter yang digunakan dalam jangka waktu panjang dan lama dapat mengakibatkan timbulnya beberapa efek samping yang merugikan diantaranya menurunkan daya tahan tubuh, meningkatkan tekanan darah, diabetes, moonface dan masking effect beserta efek samping lainnya yang berbahaya bagi tubuh. Oleh karena itu, masyarakat diharapkan tidak membeli obat deksametason dan steroid lainnya secara bebas tanpa resep dokter termasuk membelinya melalui platfrom online.
Referensi:
1. WHO, 2020. WHO welcome preliminary results about dexamethasone use in treating crtically III Covid 19 Patients.
2. BPOM RI. 2020. Penjelasan BPOM RI Tentang Informasi Penggunaan Deksametason Pada Penyakit New Corona Virus 2019 (Covid-19).
3. Oxford University, 2020. Low cost dexamethasone reduces death by up to one third on hospital patients with severe respiratory complication of Covid-19
Created By : Apt. Asman Sadino, M.Farm